BWS Sulawesi III Terus Genjot Infrastruktur, Demi Ketahanan Pangan di Sulawesi Tengah

    BWS Sulawesi III Terus Genjot Infrastruktur, Demi Ketahanan Pangan di Sulawesi Tengah
    Tanda panah merupakan groundsill untuk meredam kecepatan air dan mencegah adanya degradasi sungai

    Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ) terus mengenjot infrastruktur pasca bencana di Sulawesi Tengah.

    Khususnya proyek strategis nasional, yang melekat pada Dirjen Irigasi dan Rawa, untuk mendukung ketahanan pangan di Sulawesi Tengah.

    Sebut saja proyek Rehabilitation Gumbasa Weir And Groundsill Construktion di Kabupaten Sigi.

    Proyek ini mendapat sambutan hangat masyarakat di Kabupaten Sigi, melalui media ini, Roy Tiwa tokoh muda desa Kalawara menjelaskan, perbaikan irigasi Gumbasa yang dilaksanakan PUPR saat ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat, sehingga berdampak positif terbukanya kembali lahan persawahan yang beberapa tahun lalu tidak bisa dimanfaatkan petani.

    " Sebagai Warga Kalawara, ia mengapresiasi kerja keras PUPR dalam hal ini Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, yang terus melaksanakan perbaikan infrastruktur jaringan irigasi Gumbasa ". Urainya

    Seperti diketahui, irigasi Gumbasa yang ada di Kabupaten Sigi, saat musibah bencana gempa bumi yang menerjang Palu, Sigi dan Donggala tahun 2018, bendung induk Gumbasa serta saluran irigasinya cukup terdampak.

    Rusak parah dan tidak bisa difungsikan, Akibatnya ribuan hektar sawah di Sigi tak bisa diolah petani karena kehilangan pasokan air dari bendung induk.

    Menyikapi hal itu, pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi III ( BWSS ) Sulteng melaksanakan hajatan mulia perbaikan kembali struktur bangunan yang terdampak bencana secara bertahap, sejak 2019 sampai saat ini.

    2022, melalui PT Minarta Dutahutama, proyek itu terkontrak sejak bulan Maret 2021, dan saat ini sedang ongoing.

    Dengan terlaksananya kegiatan ini, mengindikasikan bahwa, pemerintah terus berkomitmen melaksanakan pembangunan demi pemenuhan pasokan air pada jaringan irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi dan terwujudnya ketahanan pangan di Sulawesi Tengah.

    Menurut Melky Warga Pandere saat di wawancarai media ini menyebutkan, respon cepat pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, sangat diapresiasi warga setempat.

    Ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat di Kabupaten Sigi. Terangnya

    Sebagai masyarakat di Desa Pandere, saya mendukung penuh program pemerintah, dan berharap proyek ini bisa terlaksana dengan baik sehingga distribusi air segera dirasahkan masyarakat.

    Sebelumnya, pihak BWS Sulawesi III telah merampungkan sebagian kegiatan perbaikan infrastruktur jaringan irigasi yang saat ini dapat melayani pasokan air di jaringan primer BG.kn 1 sampai BG.kn 7 dengan luasan sekitar 1. 070 hektar.

    Namun, tak bisa dipungkiri bahwa selama kegiatan proyek berlangsung, pasti menemui hambatan serta tantangan saat pengerjaan, seperti adanya cuaca buruk di wilayah pelaksanaan kegiatan, hingga berdampak terjadinya bencana alam seperti banjir.

    Situasi ini tak bisa dihindari, karena terjadi secara tiba-tiba, dengan kekuatan air di atas normal, merusak semua yang dilaluinya.

    Sungai Lariang merupakan hulu sungai Gumbasa yang sering mengalami banjir besar jika cuaca buruk, bahkan dampak banjir beberapa tahun lalu, menyebabkan beberapa desa di pingiran sungai tertimbun material lumpur dan pasir, bahkan tak bisa ditempati oleh warga hingga saat ini.

    Seperti desa bangga yang tenggelam tertimbun material banjir bandang, memaksa pemerintah daerah merelokasi warga ke tempat yang aman, sebagian besar wilayah di desa tersebut tak bisa di tempati.

    Begitupun banjir yang terjadi baru-baru ini, beberapa bagian infrastruktur yang sedang di kerjakan PT Minarta Dutahutama ikut terdampak.

    Seperti pantauan langsung media ini di lokasi pekerjaan, beberapa item Groundsill rusak akibat hantaman banjir yang secara tiba-tiba, bahkan desa-desa sekitar ikut tengelam akibat banjir tersebut.

    Menurut beberapa pekerja, kerusakan ini murni akibat banjir yang terjadi yang tidak bisa dihindari. Kata pekerja yang mengaku bernama Anton.

    Dijelaskanya, bagian yang rusak berada tepat di alur sungai, pihaknya sudah mengantisipasi dengan membuat tanggul sementara agar ketika air meluap bisa meredam kekuatannya dan tidak merusak Groundsill yang sedang di kerjakan.

    Namun karena banjirnya besar dengan kekuatan arus yang kuat merusak tanggul sementara yang di buat hingga merembet ke beberapa bagian Groundsill.

    Kerusakan tersebut sudah di perbaiki, dan kita berharap musibah banjir tidak terjadi di saat pekerjaan sedang berjalan.

    Daerah Irigasi Gumbasa melintasi 2 Kabupaten/Kota yakni Kabupaten Sigi dan Kota Palu, yang melingkupi Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Tanambulava, Kecamatan Dolo, Kecamatan Sigi Biromaru, serta Kecamatan Palu Selatan.

    Dengan luas Potensial sama dengan luas fungsional yakni 7.922 Hektar.

    Irigasi Gumbasa merupakan penyuplai terbesar beras di Kota Palu dan Kabupaten sekitarnya bahkan ke luar daerah.

    Namun karena terdampak bencana, 90 persen bangunan jaringan irigasi tak bisa difungsikan secara normal.

    Tapi beberapa tahun belakangan pasca bencana, berbagai infrastruktur sarana irigasi perlahan dibangun, sampai dengan tahun 2022 ini.

    Amrin sebagai warga Sigi berharap, upaya dan kerja keras PUPR bisa memberikan harapan baru bagi petani di Kabupaten Sigi.

    BWS Sulawesi III Dirjen Irigasi dan Rawa PUPR Sulawesi Tengah Palu
    Ilyas Imran

    Ilyas Imran

    Artikel Sebelumnya

    Polda Sulteng Ajak Masyarakat dan Tokoh...

    Artikel Berikutnya

    Supriadi Alias Upik Pagar Eks Napiter Siap...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Babinsa Koramil 1311-06/BU Bantu Warga Jemur Padi untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian
    Babinsa Koramil 1311-02/BS Praka Muh Ilham Beri Edukasi ke Petani Rumput Laut di Desa Pado-Pado
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Kualitas tulisanmu adalah kualitas dirimu

    Ikuti Kami